Sayang Terbuang


Sayang Terbuang
***
"Ayo cobalah." Arwen berkata sambil menyuguhkan crepe saus mixberry buatannya.
"Hem! Asem, Wen," komentar Rohman.
"Coba makan dengan crepe-nya. Aku menambahkan sedikit gula cinnamon didalamnya."
Pria itu merobek crepes dan melahapnya bersama saus.
"Arwen ...." Dia memanggil.
"Iyah?"
Rohman menggelengkan kepala, "Emm ... emm ... em ini enak sekali," pujinya pada gadis yang suka error itu.
Sulit dipercaya kali ini dia bisa memasak dessert dengan benar.
"Benarkah? Kau suka?" Tanya gadis penyuka tahu itu.
"Suka sekali!"
"Itu baru salah satunya, Man. Aku akan menyajikan garlic bread sebagai appetizer dan kau tahu bagian terbaiknya? Dewi itu suka pasta jadi aku memilih fettucini sebagai main course-nya," jelas Arwen panjang lebar.
"Baiklah chef. Kuharap kali ini kamu tidak error."
"Kau bisa bertaruh untuk itu." Mereka berdua tertawa bersama. Seolah segala pahit sirna begitu saja.
***
Arwen duduk di sofa menonton siaran ulang pertandingan antara AC Milan vs Juventus. Melihat lagi bagaimana tim kesayangannya itu bisa menang melawan Juventus.
"Assalaumualaikum!"
"Waalaikumusalam, masuklah, Man."
Wanita itu begitu yakin kalau yang datang adalah Rohman, sahabatnya. Tv dimatikan, agar leluasa berbincang. Dua kaleng coke dingin diletakkan di atas meja.
"Aku ingin kamu melihat ini." Rohman membuka percakapan sambil menunjukkan sebuah kotak hitam mini, lalu membukanya.
"Waw! Ini indah sekali, coba jelaskan," ucap Arwen terkagum-kagum.
"Aku membelinya di Paris. Saat Piere pulang aku titip ke dia. Ini adalah cincin emas putih dengan permata Swarovski."
"Yaasaalaaam. Indah banget. Lihat betapa rapi potongannya." Arwen tak henti-hentinya mengagumi cincin itu, yang memantulkan spektrum-spektrum cahaya kecil menyilaukan. Cincin itu dibeli langsung dari disainer perhiasan.
"Tolong nanti beri kejutan untuk Dewi. Taruh cincin ini di minumannya."
"Oh, okey. Boleh kucoba?"
"Silahkan."
Cincin mahal itu memang cantik, tapi tidak terlalu cantik di jari manis Arwen yang memiliki undertone warm. Perhiasan rose gold akan lebih memancar dan lebih cocok.
***
Malam yang dinanti tiba. Dewi terlihat sangat cantik dengan wrapdress biru. Rambutnya lurus dan panjang, dan riasannya simple. Sangat memancarakan aura cantik.
Laki-laki yang duduk di hadapannya, tak bisa menyembunyikan perasaan kagum pada gadis itu.
Satu per satu hidangan hasil karya Arwen tersaji. Mereka cukup puas dengan itu. Sebagai seorang sahabat Arwen rela belajar memasak sebulan penuh.
Candle light dinner di tepi kolam hampir selesai. Rohman menunggu-nunggu kejutannya. Dia berharap dengan cemas. Tapi sampai Dewi menghabiskan minumnya tak ada yang terjadi.
Lelaki muda itu semakin resah, dia mengantar Dewi ke mobil. Ucapan perpisahan sang gadis tak lagi dihiraukan karena pikirnya tercurah pada cincin kejutan itu. Mungkinkah Arwen mencurinya? Tapi, itu mustahil mereka sudah saling mengenal. Sahabatnya itu bukan tipe orang yang suka mencuri atau berbuat curang.
Kecurigaan Rohman semakin kuat saat nomer telepon Arwen tak bisa dihubungi. Sahabatnya menghilang begitu saja. Atau mungkinkah Arwen cemburu?
***
"Rohman, maafkan aku," isak Arwen memohon maaf, "sungguh aku menyesal."
Yang diajak bicara hanya diam. Dia marah pada sahabatnya itu.
"Tolong ...."
"Diam!" Rohman memotong perkataan Arwen.
"Kembalikan cincinku dan persahabatan kita selesai."
Tangis Arwen pecah tak mampu lagi berkata-kata.
"Kamu," lanjut Rohman tegas, "cemburu kan? Karena tak ada yang berbuat romantis padamu!"
Tangis terhenti, Arwen terdiam sesaat mencerna kata-kata yang baru didengarnya. Bagai tercambuk cemeti, rasanya sakit. Sahabatnya telah berubah, semakin jauh berubah setelah mengenal Dewi.
Sosok yang periang dan rendah hati mungkin sudah tak ada lagi.
Arwen berbalik dan berlari menjauh. Dia menabrak seseorang di depan rumah Rohman. Sunu, teman baik Rohman.
***
Dewi menemani Rohman latihan basket. Dia duduk di pinggir lapangan bersama tas dan botol minum.
Saat Rohman latihan hpnya berdering. Timbul rasa penasaran dalam diri gadis itu. Walaupun melihat hp orang bukanlah kebiasaanya. Entah mengapa seolah android itu memohon-mohon minta dijamah.
Sebuah pesan dari kontak bernama Arwen.
'Maafkan aku telah menghilangkan cincinmu. Aku janji akan menggantinya. Kalau kita tak lagi sahabat aku bisa terima. Karena kamu hanya menilainya seharga cincin. Salam, mantan sahabatmu.'
Dewi tersentuh, perasaanya begitu terharu. Atas pengorbanan sang kekasih, juga sahabat yang selama ini membantu Rohman.
Seusai latihan, Dewi bersikeras minta diantarkan ke rumah Arwen. Dia bertekad untuk memperbaiki persahabatan yang retak.
Saat tiba di rumah Arwen, mereka berdua mendapati sepeda motor Sunu. Mereka masuk dan mendapati gadis berkaos jersey AC Milan, duduk memeluk kedua lutut.
Rambutnya acak-acakan, matanya sembab.
Di sana juga ada Sunu. Membelai rambut Arwen, ikut bersedih akan keadaanya. Mereka berempat duduk bersama. Sedangkan tatapan Arwen masih kosong. Sesekali air matanya menetes.
"Aku tahu semua, Man. Kamu berbuat tidak adil. Lihatlah keadaan Arwen sekarang," kata Sunu marah.
Dewi tak kalah sedihnya. Gadis berambut lurus itu terus menitihkan air mata, merasa bersalah. Rohman hanya bisa diam, membelai rambut kekasihnya. Hampir tak bisa dipercaya sahabat error-nya bisa sesedih ini.
"Aku mau ke toilet," kata Dewi tak tahan membendung tangis. Dia berjalan menuju toilet tamu di rumah Arwen.
Dewi menatap diri di cermin. Lalu menutupkan kedua telapak tangannya, kemudian terisak. Saat mencuci muka dia melihat sesuatu berkilauan di sisi wastafel dekat kran. Awalnya dia mengira itu hanya hiasan.
Dewi mengambil benda berkilauan itu, dan menyadari bahwa itu adalah sebuah cincin.
"Apa ini cincin yang hilang?"
Dewi bertanya sambil menunjukkan temuannya di toilet.
Semua kaget. Lalu memandang Arwen bersamaan. Heran.
Ternyata dia lupa menaruhnya di wastafel setelah mencoba cincin itu beberapa hari yang lalu.
Semua terselamatkan. Cincin, cinta, persahabatan, hari yang indah.
Lagi-lagi Arwen berbuat ceroboh.
‪#‎Done‬ yah.... Makasih udah baca sampai sini. kiss emoticon smile emoticon smile emoticon
Jangan bosen sama ‪#‎Cergun‬
salam Vamcaaaan .... kiss emoticon
Comment

Komentar

Postingan Populer