Just a Toy


Tangan mungil Mirina mengoleskan lipstick pada bibir Mafera si gadis kurus berambut panjang dan pirang.
Dengan cekatan dia juga mengganti gaun pastel Mafera dengan gaun malam yang cantik, anggun dan sexy. Sebagian punggung Mafera terekspos. Halus, mulus tiada cela.
Rambut pirang dilepas ikatannya. Tergerai bergelombang, cantik. Mafera, begitu cantik di tangan Mirina, putriku.
Dia punya selera yang bagus.
"Cantik Mirina," kataku berdecak kagum.
"Iya, Ma. Aku sayang banget sama Mafera."
Tunggu. Ada yang salah. Apa kata sayang baru saja meluncur dari bibir putriku?
"Mirina!" bentakku. Anak itu segera menyusutkan bibir yang terkembang, juga mata berbinarnya.
"Tutup lipstiknya. Kamu tidak ingin kan debu dan kotoran hinggap di lipstik?" Nadaku meninggi.
"Papa!" Mirina berlari ke arah lelaki yang sedang membaca koran yang langsung memeluknya.
Dilepasnya pelukan dari gadis itu, berjalan menghampiriku.
"Sayang, itu kan hanya lipstik mainan. Jangan membuat Mirina takut."
"Itu hanya mainan," ucapku ragu.
Lelaki yang dipanggil 'papa' pun memelukku sementara gadis kecil itu terlihat masih ketakutan.
#OneDayOnePost2

Komentar

Postingan Populer