Suatu Siang yang Embuh Bersama Binatang Laknat







Suatu Siang yang Embuh Bersama Binatang Laknat

Aku marah! Mau mengumpat, tapi ada anak-anak. Tidak baik mencontohkan sesuatu yang buruk meskipun itu manusiawi saja. Hanya ada baiknya, setelah pernah mengeluarkan kepala melalui selangkangan, ucapan harus lebih dijaga. Terutama amarah.

Matahari sudah naik agak tinggi ketika diriku selesai mencuci baju dengan tangan. Wangi deterjen masih menempel di telapak dan jari-jari.
Adalah hal yang kerap terjadi apabila telah tuntas mengerjakan pekerjaan rumah satu ini, hampir selalu pasti perut terasa kosong. Mungkin akibat dinginnya air atau bisa jadi memang sudah waktunya mengisi perut untuk kembali bertenaga.

Sayangnya, sayang sejuta sayang saking banyaknya sayang cita rasa sial. Ada binatang laknat yang dengan santainya tiduran di dalam panci nasi. Jadi ingin 'misuh'.

Tetapi insaflah diri bahwa hampir semua binatang aku takuti, kecuali cheetah. Maka mau tak mau, aku masuk dalam pusaran kebingungan yang tak berujung bak spiral yang bergerak menelan kewarasan.

Sudahlah lapar, harus pula menghadapi bintang laknat yang kalau boleh membuka ingatan lama, binatang ini boleh dibunuh. Selain karena kotor, dia jugalah yang kadangkala menjadi jelmaan jin. Maka ketika ada binatang ini dalam rumah, kita dianjurkan untuk membaca surat Al-Baqoroh.
Berlipat gandalah ketakutanku. Bercampur dengan rasa geli dan jijik. Maka kuambil gagang sapu dan mencoba memukulnya.
Bug! Bug!
Aw! Karena pukulanku mengandung ragu, alhasil melesetlah. Ya sengaja juga karena diriku juga jijik andai badan yang gemuk itu pecah.
Jadi biarkan saja dia di dalam panci, aku menutupnya agar binatang laknat itu kehabisan udara dan mati.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas. Gagasan yang sangat cemerlang. Mungkin ini buah pikirku yang paling brilian selama tiga puluh empat tahun terakhir.
Dengan gagah berani aku keluarkan panci nasi dari pemanas listriknya. Kututupkan sebuah kantong plastik hitam kemudian posisi panci dibalik.

Cepat-cepat kuikat kantong plastik itu dan membuangnya ke luar rumah. Ah, alhamdulillah lega dan aman sekarang. Aku telah menyingkirkan binatang laknat tanpa harus mengotori tangan.




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer