Penjual Buruk atau Penjual Curang?


Halo, Gorgeous!

Senangnya berjumpa lagi. Apalagi di hari Jumat keramat.

Pernahkah teman memperhatikan postingan olsop di hari Jumat? Pasti nggak jauh-jauh ya dari doa dan harapan.

Menurutku pribadi, itu adalah cara mereka untuk dikenali. Karena salah satu postingan yang akan menaikkan kunjungan adalah postingan tentang doa dan harapan. Selain itu juga postingan yang mengandung pertanyaan.

Nah, kali ini aku mau sedikit curhat tentang jualan online yang selama beberapa lama ini aku sudah jalani.

Dalam dunia marketing online ada banyak banget ilmu yang harus dipelajari, sehingga nggak jarang investasi jadi membengkak. Padahal, belum tentu semua ilmu itu bisa diaplikasikan, maksudnya tidak semua individu menyerap ilmu dan mempraktikkannya.

Dari berbagai macam tipe tukang olsop, aku adalah termasuk yang bebal, nggak mau belajar, dan sedikit sok tau.

Karena, menurutku pribadi, dari beberapa teori dalam buku-buku jualan, nggak semuanya bisa aku lakukan. Tuhkan ngeyel.

Karena aku adalah orang yang gak bisa bercabang-cabang. Jadi aku biasa mengerjakan satu dua saja nggak bisa banyak kerja.

1. Tempat Jualan

Sebagaimana yang kita ketahui tempat jualan online itu ada banyak. Mulai dari media sosial yang macem-macem, website, marketplace, dll.

Di sini, aku memilih untuk hanya menjalankan penjualan di dua tempat yaitu Facebook dan Whatsapp.

Sampai saat ini aku bahkan belum belajar bagaimana cara berjualan di marketplace seperti teman-teman.

Karena aku sadar, aku nggak bisa nyabang itu tadi. Meskipun bisa itu pasti akan sangat berdarah-darah, karena waktu yang tercincang-cincang. Jadinya, malah terbengkalai semua.

2. Cara Jualan

Kalau dulu memang kita harus jualan dengan cara yang halus, agak terselubung, itu dulu.

Karena setau aku yang sok tau, orang-orang semakin pintar meskipun kita buat iklan yang terselubung. Karena, banyak orang yang sudah waspada wah ujung-ujungnya jualan.

Untuk itulah aku sekarang ya, meskipun sudah ikutan training-training berjualan secara halus dan terselunung, pada akhirnya ya aku berjualan dengan biasa saja sih.

Hanya dengan menunjukkan ini dijual. Dah gitu aja.

Selain itu nggak makan banyak waktu, itu juga berguna untuk mengenalkan diri bahwa ya orang ini jualan.

3. Pelayanan

Dalam cara melanyani pelanggan pun, aku nggak biasa formal seperti tukang olsop lain.

Karena ketika aku chat dengan calon pembeli ya, aku biasa saja. Ini juga karena aku jualannya kebanyakan kepada orang yang kenal.

Jadi, selain memang mau keuntungan aku juga mau pertemanan. 😅 serakah ya?

4. Cara Menyediakan Barang

Cara menyediakan barang di sini, adalah stok yang aku jual. Biasanya aku nggak megang stok. Jadi pakai sistim dropship.

Sebenarnya, dulu aku sering stok barang. Itu memang lebih enak karena kita yakin pasti pada ketersediaan barang.

Akan tetapi kalau levelnya masih reseller seperti aku ya, menurutku risiko terlalu besar nggak sebanding dengan keuntungannya.


Dulu ada sih, yang menharamkan cara ini. Karena ada unsur penipuan. Tapi kembali ke keyakinan masing-masing. Misalnya, jujur dikatakan stoknya di mana, dan dijual dengan spek yang sesuai dengan katalog, apa iya masih haram... 

5. Cara Mendapatkan Stok

Nah cara mendapatkan stok yang aku jalankan sekarang, malah berbahaya bagi diri sendiri. Karena biasanya, ketika ada pesanan datang, aku akan transfer langsung ke distributor tanpa menunggu si pembeli transfer padaku. 

Ini karena stok di distributor itu gak tentu sudah macam rebutan ajalah yakan, bukan aku seorang yang jual. Jadi untuk pastikan barang itu tersedia maka aku transfer pake uangku dulu. 

Alhamdulillah sejauh ini belum pernah ada yang curang. Misalnya tiba-tiba cancel. Naudzubillah. 

Ya meskipun risiko selalu ada. Ya namanya jualan pastilah akan ada untung rugi itu wajar. Yang nggak wajar adalah berhenti berjualan. 

Nah, dengan cara jualan yang aku jalankan sekarang, menurut teman-teman apakah aku penjual yang curang atau buruk? 

Tidak keduanya. Ya, trima kasih. 😂




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer