Iman vs Oman




***
Dulu di sekolah pernah punya teman lelaki yang sangat spesial. Namanya Sahidin alias Diyaz. Banyak adik kelas yang suka padanya.
Dia murid yang sangat lucu, nyeleneh, tapi ganteng dan percaya diri.
Suatu hari dia berkata, "Oman lewih kuat daripada iman."
Tadinya kuanggap itu kelucuan atau hanya ngawur saja. Tapi akhirnya aku tahu itu bukan sekadar kelucuan.
Nyatanya oman yang dia maksud adalah batang padi. Yang menyimbolkan kegiatan sehari-hari dalam rangka mencukupi kebutuhan termasuk makan.
Memang ada benarnya. Kalau orang sepertiku sendiri, lebih mementingkan oman ketimbang iman.
Misalnya saat adzan berkumandang, tapi sedang melayani pembeli. Pasti tidak langsung sertamerta wudu dan salat. Tapi lebih mendahulukan kegiatan jual beli.
Aku tidak memisalkan pada orang lain. Cukup diri ini saja.
Atau saat memasak seperti sekarang, pasti akan lanjut masak. Setelah beres baru 'thimik-thimik' ambil wudu.
Ini membuktikan bahwa yang pernah Sahidin bilang bukan hanya kelucuan iseng belaka.
Belum lagi jika kegiatan di ladang, sawah, atau sedang di jalan. Pasti akan mementingkan sampai di tempat tujuan dulu baru 'thimik-thimik' ambil wudu.
Belum lagi kalau di bus, kereta, atau angkot. Rencana satu hari satu juz pun akan mudah pudar mendekati lebaran. Karena sibuk belanja, atau mudik. (usulan mas Ronnie)
Bukan sedang membuka aib sendiri. Hanya keprihatinan. frown emoticon
‪#‎done‬
Salam cinta dari tukang ‪#‎cergun‬

Komentar

Postingan Populer