Avoid Writing When You Feel Unwell

Lagi ngerasa berada dalam frekuensi negatif. Jadi mau menghindari nulis. Karena takut nanti hasilnya agak gimana gitu, salah-salah malah membuat tersinggung yang baca. 

Meskipun nggak selalunya nulis itu dalam keadaan cerah ceria. Tapi paling nggak ya, nggak seperti sekarang yang rasanya semua berjalan ke arah yang salah. 



Jadi apa sih yang aku rasakan? Hm, sudah lebih dari satu minggu, nyeri tidak benar-benar pergi dari punggungku. Apalagi pagi, saat bangun tidur, makin sakit dan kaku. Kadang disertai sakit kepala. 

Ah, aku sebenarnya butuh kakak terapis dari GO-LIFE buat ngilangi capek.  Aku juga harus ke konter JNE, ngirim beberapa paket yang udah dipak rapi. Oke semua itu harus nunggu. 

Entah bagaimana pula, aku punya perasaan buruk terhadap seseorang. Astagfirullah. Suudzon mulu sih. Karena orang itu adalah orang yang memang menunjukkan sikap nggak suka samaku. Pernah mengeluarkan statmen-statmen yang menyakitkan pula. 

Semalam, aku terbangun seperti malam-malam sebelumnya dengan kaki yang nyeri dan kedinginan. Perut sakit. Benar-benar nggak nyaman. 

Aku bisa kembali tidur, setelah mengoleskan lotion HotCream ke seluruh kaki dan betis sambil di tekan-tekan sampai ngantuk. 

Dengan keadaan kayak gini, bisa dibayangkan tulisan macam apa yang akan lahir dari jari-jariku... 

Makanya aku lebih baik meluangkan waktu lebih banyak untuk membaca. Ada  teman-teman di Facebook yang minta aku mereview tulisannya. Juga yanh belum selesai kubaca novel dan Alhamdulillah ada buku-buku baru yang juga menunggu untuk kubaca. 

Baiklah, hindari menulis terutama nulis untuk dibagikan. Bahaya. 


*pictures: pixabay.com 

Komentar

  1. Iya. . Kalau lagi ngak fit mending ngak usah share .Saya menulis demi menenangkan hati dan tidak akan share saat itu juga mbak .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Kak. 😊 kalau diendapkan suatu hari kita bisa lebih bijak menyaring.

      Hapus
  2. Kalau aku justru pilih menulis saat perasaan sedang gak enak, tapi hanya di diary (literally buku, bukan blog atau bentuk virtual apapun). Bikin perasaan lega. Dan kalau nanti-nanti dilihat kembali bisa jadi bahan renungan :) Semoga cepat pulih, ya. Mungkin kalau sakit punggungnya gak kunjung sembuh bisa dicoba fisioterapi, jangan pijit biasa. Cheers! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Sobat. Benar, memang menulis itu salah satu terapi yang ampuh. Saya sendsendtidak pandai mengungkapkan perasaan dengan bicara, lebih bisa dalam kata kata yang ditulis.

      Hapus
  3. Yamogimanalagi yekan. Kalo mood lagi terjun bebas mending tarik napas dulu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer