Tungku Mimpi yang Sangat Berharga








Semua orang berhak untuk memiliki mimpi. Lebih jauh lagi semua orang berhak untuk mewujudkannya. Sebuah mimpi yang besar tentu saja membutuhkan pengorbanan yang besar pula dan sebuah mimpi yang besar pasti melibatkan banyak cita-cita dan harapan serta banyak orang yang ingin dibahagiakan.

Bermimpi besar bukan berarti kita ingin maju menuju puncak menjadi diri sendiri, menikmatinya sendiri, mencatat pencapaian-pencapaian sebagai hasil jerih payah diri menorehkan nama dalam daftar kesuksesan sebagai buah dari pohon yang kita tanam dan kita besarkan sendiri.

Bermimpi yang besar bisa berarti melibatkan banyak orang, banyak pihak yang tentu saja akan tetap kita haturkan terima kasih kepada mereka terlepas apakah kesuksesan itu bisa kita raih, terlepas apakah mimpi besar itu menjadi nyata atau kita hanya akan mengalami perjalanannya dan terhenti di saat nafas kita juga terhenti.

Mimpi besar berarti sebuah harapan untuk mencapai kebahagiaan yang bisa dirasakan seluas-luasnya bahkan terhadap lingkungan, alam sekitar, binatang dan tentu saja sesama manusia.

Namun, terkadang mimpi besar juga adalah sebuah mimpi yang sederhana. Bukan selalu seperti mimpi menjadi seorang pemimpin negara, bukan setinggi menjadi seorang raja penguasa memiliki kekuatan dan kekuasaan yang besar, atau kerajaan bisnis, terkadang yang namanya mimpi besar bisa jadi sesederhana mimpi memiliki kamar mandi di rumah atau memiliki berapa buku untuk dibaca dipelajari atau bahkan lebih sederhana dari itu.

Sebuah keinginan kecil sederhana juga terkadang mampu menggerakkan manusia untuk melampaui dirinya, membuatnya mampu menaklukan pencapaian yang tak pernah diduga sebelumnya.

Aku juga punya mimpi aku punya banyak sekali mimpi terlepas dari bagaimana hidupku saat ini, aku tidak akan pernah berhenti bermimpi dan menghidupkan hidupku. Bermimpi adalah caraku untuk membuat diri ini menjadi lebih berarti. Di penghujung tahun ini aku ingin mencatatkan sebuah catatan manis sekaligus miris tentang bagaimana aku bisa selangkah lebih dekat dengan mimpiku dengan segala ambisiku dengan segala harapan-harapan namun pada saat yang bersamaan aku harus melepaskannya demi sesuatu yang lebih besar dari mimpiku, sesuatu yang harus diperjuangkan oleh semua yang memilikinya, sesuatu yang sangat berharga bahkan paling berharga di dunia ini ialah keluarga.


Berkali-kali aku mencoba menyalakan kembali tungku mimpi yang yang sempat mendingin berkali pula aku harus kembali memadamkan api yang dengan susah payah aku nyalakan.


Seperti pada cerpen yang aku ikut sertakan dalam Event Big Dreams yang diselenggarakan oleh Penerbit LovRinz. Sebuah cerpen yang bercerita tentang seorang wanita yang kehilangan kesempatan untuk mengejar mimpinya untuk selangkah lebih dekat dengan impiannya mengorbankan sekali lagi ambisinya demi keluarga.


Cerita itu bukan serta merta tentang aku saja, bukan tentang kamu, bukan tentang dia, bukan tentang siapa-siapa. Tapi bisa jadi cerita itu berkisah tentang banyak perempuan yang kehilangan mimpi dan kehilangan hasratnya setelah berumah tangga.

Wanita yang kemudian mendedikasikan seluruh waktunya dan mengubur mimpinya dalam dalam untuk melayani keluarga. Lalu apakah tokoh dalam cerita yang kutulis ini akan mengubur dalam impiannya, mengalahkan ego, melepaskan semua mimpinya dan memilih menjadi wanita yang melayani keluarga saja?
Baca cerita selengkapnya dalam buku yang yang akan segera terbit di Penerbit LovRinz yaitu anthology bigdreams.


Komentar

Postingan Populer