Playing Victim



 Walaupun judulnya berbahasa Inggris, bukan berarti tulisannya tidak berbahasa Indonesia yah, hehe. 

Menurutku, dalam kehidupan ini ada banyak orang yang tidak bahagia, atau tidak puas dengan hidupnya. Ada orang yang tidak puas dengan pasangannya, teman, rekan kerja, teman kuliah, dll. Dari bermacam masalah itu, ada satu benang merah yang bisa kita tarik, yaitu playing victim.

Pernahkah kita dicurhati oleh orang tapi saat kita berpendapat malah dia marah atau tidak suka? Bisa jadi itu salah satu gejala playing victim. Atau ada orang belajar yang diberi masukan malah merasa disakiti, tidak tahan kritik, itu juga bisa jadi sedan bermain korban.

Orang-orang yang mengeluhkan pasangan, merasa diri benar, sedangkan pasangannya salah, itu juga bisa jadi playing victim. Karena sebuah hubungan yang baik itu, pasti perlu diusahakan bersama. Bukan bergantung pada salah satu pihak saja. 

Ada begitu banyak ibu-ibu muda yang curhat di sosmed, mengeluhkan keadaan rumah tangganya. Mengapa demikian? Ada yang disebabkan ketidakpuasan terhadap pasangan. Padahal jika sedikit lebih dalam ditelusuri, bisa jadi orang yang merasa korban itu juga punya kekurangan.

Tidak sedikit orang curhat untuk mencari pembelaan dan pembenaran, bukan saran. Jadi jangan heran ketika seseorang bercerita mengenai masalahnya, setelah kita berpendapat malah marah. Itu karena respon yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Orang-orang yang playing victim juga sering mencari perhatian di sosmed, menunjukkan betapa tersakiti dirinya oleh orang lain. Terkadang orang semacam ini membuat orang lain, atau teman menjadi merasa bersalah. 

Menurutku, ada perlunya orang semacam ini dijauhi. Karen tak menutup kemungkinan, kita akan dibuatnya merasa bersalah suatu saat nanti. Orang semacam ini mungkin lupa sedang hidup dimana, barangkali merasa hidup dalam sinetron. 

Namun perlu digarisbawahi, tulisan ini bukan dibuat oleh seorang yang paham psikologi atau paranormal, ini hanya coretan dari seorang emak-emak gaje. Jadi tidak perlu ditanggapi terlalu serius.

Terima kasih. 



Komentar

  1. Jangan jauhi saya karena postingan saya yang itu. Saya tidak bermaksud seperti itu. Sungguh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) kita emang jauh Mil, kamu di sana aku di sinih... apa perlu pintu ajaib yaaa.. hahahaha

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer