Mata Kedua


Judul: Mata Kedua

Penulis: Ramaditya Adikara

Editor: Yashinta

Setting: Alek

Korektor: Susy Oktaviani 

Penerbit: Penerbit Andi

Cover by dan_dut

Teman yang baik adalah teman yang memberimu buku untuk dibaca


First of all, I would like to say thanks to Master Rama yang udah ngasih dan ngebolehin aku ngasih pendapat tentang buku ini. Sejak buku ini aku ambil dari agen JNE Jatimulya, kesan pertamaku tuh, tebel juga ya bukunya lebih tebel dari dugaanku. 

Lanjut bawa pulang dan aku keluarin dari pembungkusnya. Dan ... cekrek! cekrek! aku ambil fotonya. Pas dibuka, surprise! Ternyata covernya ijo dan ada gambar suling yang mirip suling Yamaha-ku, sama gambar cowok tiduran. Tidurannya pake baju seragam, bukan pake sarung ya!

Aku lantas bertanya pada diri sendiri, "Ada buku sebagus ini dan aku baru tahu?" Ya iyalah kan aku baru belajar baca tulis beberapa bulan lalu, jadi maklum deh kalau aku belum kenal sama buku yang cetak pertama tahun 2013 ini. Hihihihi.

Dibaca, dibaca, dibaca. Wah ini novel remaja yang keren banget ternyata. Jujur, aku sebenernya nggak terlalu suka novel dan cerita teenlit. Karena beberapa kali cerita tentang remaja membuat aku kecewa, membuat aku lebih suka baca cerita metropop yang dewasa. Tapi novel ini, sungguh keren. 

Level pertama aja udah sukses bikin aku mewek diem-diem. Hal yang paling membuat terharu adalah, saat Rama memperkenalkan diri di depan kelas. Itu adalah bagian terbaik yang hadir di awal perjumpaan dengan buku yang tebelnya hampir sama kayak jumlah hari dalam satu tahun ini, yaitu 365. 

Perjalanan Rama, cowok yang menyandang tunanetra sejak kecil bersekolah di sekolah umum ini bener-bener bikin terharu, semangatnya, perjuangannya berteman dengan malu, sakit dan segala macem rasa bercampur lezat bagai juz alpukat-nya Diva Juice deh! Bikin semangat naik.

Dan ... jujur ini novel remaja pertama yang aku suka banget! Setelah novel Twilight sih, tapi tetap yang pertama deh soalnya ini kan novel lokal. Kombinasi dari keceriaan, perjuangan dan kesedihan di masa remaja. Aku sampai menghayal suatu saat anakku akan baca ini dan bilang, "Ma, ini ceritanya bagus."

Dan akau akan menjawab, " Iya, Sayang. Ini kan temen mama yang nulis." 

Apa? Temen? Lah iya kan? Kayaknya sih gitu. Xixixixi. 

Bener-bener deh aku berkali-kali bertanya pada diri sendiri, "Oh, C'mon Arwen! Where have you been? Kamu tinggal di dunia mana sampai baru tahu kalau ada novel remaja sebagus ini?"

Ah, berisik juga ya kata hatiku itu. 


Oh, Iya! Apa aku sudah bilang kalau cerita ini mengisahkan tentang Mata Kedua? Tentang seseorang yang menjadi mata kedua bagi sahabatnya. Ah, kalau inget tokoh Rara di novel ini, bawaannya pengen ke WC, tutupin muka pake handuk biar nggak ketauan mewek.

Soalnya, Rara ini bener-bener menggambarkan sosok cewek yang kuat, seperti tokoh kesukaanku selalu dalam setiap cerita yang menggambarkan kekuatan seorang wanita. Hiks.

Terbukti dengan perkenalannya yang mengungkapkan bahwa Rara ingin menjadi pahlawan. 

Okey, buku ini akan menjadi koleksi yang manis and I hope, No! I mean, I will keep it so I can show it to my children someday. Love this book! Thank you very much to Master Rama who wrote this wonderful story and share this book freely for me. Tidak lupa, not forget, syukurku kepada muara dari segala muara cinta Allah swt, Alhamdulillah. 

Ok! I think, it's never enough to talk abaout this book but I have to stop it to keep, to keep, keep apayah, ah udah. Pokoknya betul banget apa kata Bang Rico Ceper, nyesel kalo nggak baca buku ini. 

Semangat berkarya terus, buat seluruh warga Indonesia. 

Salam cinta dari tukang cergun.

Komentar

Postingan Populer