Tidur



Tidur, tidur dan terus tidur itulah yang saya lakukan belakangan ini. Tidur, tiduran, dan terus. Sesekali saya bangun untuk makan apa yang disediakan oleh suami.

Saat-saat lain saya bangun dan tergesa ke kamar mandi dan memuntahkan kembali apa yang telah saya makan. Lalu kembali tidur lagi, entah sudah berapa lama ini berlangsung.

Selama itu pula saya membirakan cucian perabot kotor, baju kotor, lantai kotor, saya tidak peduli lagi dengan hal itu. Saya terus saja tidur dan berbaring sepanjang siang dan malam. 

Saya tidak membaca buku, karena itu membuat saya mual. Saya juga tidak menyalakan komputer karena hal itu membuat saya ingin muntah. Saya merasa lemah dan tak berdaya bahkan untuk bangun dan menyisir rambut. 

Beruntung ada laki-laki yang baik hati, senantiasa menjaga saya. Ya saya sangat beruntung bahwa dia mengerjakan semua yang seharusnya saya kerjakan. Dia mengantar saya ke klinik, menyediakan makanan apa saja yang saya minta, saya berharap kesabarannya tak akan habis dalam mengurus saya sebeum kembali fit seperti sedia kala. 

ini bukan cobaan, apalagi hukuman. Ini adalah anugerah yang harus disyukuri. Sesuatu yang telah lama kami tunggu. Dan orangtua mereka sangat bahagia ketika mendengar saya berkata, "Kami akan punya bayi."

Meskipun saya lemah, sering muntah, tak nafsu makan, semua itu belum seberapa dibanding anugerah yang Allah titipkan. Hari-hari lemah dan mual itu, membahagiakan.

tidak ada yang bisa didapat tanpa pengorbanan. Tanpa pengorbanan wanita yang lemah, lelaki yang siap menjaga, tanpa doa-doa banyak orang, serta perjuangan sepasang insan yang saling mencinta. 


Komentar

Postingan Populer